Daerah saya yaitu JOMBANG.
Itulah gambar kota Jombang guys. Kota Jombang juga mempunyai Manara lho guys. Yang kayak menara effel di Paris tapi punya nama sendiri yaitu Ringin Contong. Walaupun termasuk kota kecil tetapi mempunyai keunggulan lho guys. Karena siapa sih yang Gak tahu Tebuireng tempat pemakaman Gusb Dur atau mantan Bapak Presiden kita. Maka dari itu brkunjung yuk ke Jombang karena itu aja yang bikin menarik kota Jombang. Masih banyak Lho Guys,.,.,.
a. Budaya
Dilihat dari letak geografis, Jombang termasuk daerah etnis
budaya Jawa Timuran yang mempunyai ragam campuran budaya, yaitu etnis Jawa
Timuran atau budaya “arek”, etnis Madura, Panaragan, Mataraman dan etnis jawa
Tengahan. Hal ini dapat dilihat oleh banyaknya imigran dari luar daerah yang
menetap sebagai penduduk Jombang sejak dahulu, sehingga kebudayaan yang meraka
bawa membaur dengan kebudayaan setempat. Sampei saat ini kebudayaan masyarakat
Jombang memiliki warna khas yang menunjukkan perbedaan dengan masyarakat
berkebudayaan atau etnis Jawa Timur aslinya. Ciri khas kebudayaan masyarakat
Jombang tercermin dalam adat-istiadat bahasa dialek dan kesenian mereka.
Adat-istiadat orang Jombang begitu nampak
dalam kehidupan masyarakat luar kota, karena masyarakat kota merupakan
masyarakat yang sangat sulit untuk dipilah-pilahkan karena percampuran
lingkungan heterogen dan pribumi sudah berbaur seiring dengan berkembangnya
pola kehidupan jamannya. Namun jika kita memandang lingkungan di daerah luar
perkotaan, dapat kita ketahui bahwa masyarakat Jombang merupakan manivestasi
budaya masyarakat multi kultural.
Seperti budaya masyarakat didaerah Kecamatan
Ngoro, Bareng, Mojowarno, Wonosalam, Jogoroto, Mojoagung, Sumobito, Kesamben
secara umum memiliki latar belakang bahasc dialek dan adat-istiadat etnis Jawa
Timuran asli/budaya “arek” hal ini ditandai dengan logat bicara yang berciri
dengan menggunakan ucapan akhiran …se maupun …tah; contoh: ya’apa se, nang endi
se, babah se. iya tah. age tah, wis mari tah dan sebagainya. Kemudian tercermin
pada penekanan ucapan kata sifat biasa dipanjangkan, misalnya: adoh menjadi
u…adoh. gedhe menjadi gu…edhe, apik menjadi u…apik, ireng menjadi u…irengdan
sebagainya.
Berbeda dengan daerah Di Kecamatan Tembelang.
Plandaan, Ploso, Kabuh, Kudu. Ngusikan tercemin budaya campuran etnis pesisir
Utara, etnis Osing dan Jawa Tengahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan kebiasaan
dan dialek mereka sehari-hari memakai bahasa budaya kulonan (Jawa Tengahan) dan
akhiran …ta; seperti: kowe, kuwi, ora, piye ta, endhi ta dan sebagainya.
Anehnya di satu wilayah ini tepatnya di Desa Manduro Kecamatan Kabuh,
masyarakatnya mempunyai bahasa dan kesenian Madura.
Di daerah tersebut kehidupan sehari-hari
mayoritas sebagai petani padi dan patani tembakau, tetapi meraka juga suka
berkesenian, seperti: kesenian ludruk, wayang kulit, dangdut, tayub dan campur
sari. Dalam adat-istiadat masih menampakkan adat kejawaannya (kejawen);
misalnya: walaupun agama yang dianut adalah agama islam tata cara berbicara,
sikap dan tingkah laku dalam pergaulan jika bertamu biasa atau lebih akrab
menggunakan kata kula nuwun atau nuwun sewu.
Lain halnya dengan di Kecamatan Megaluh,
Perak, Diwek, Gudo dan Jombang bagian Barat di mana mereka memiliki etnis atau
budaya campuran Jawa Tengah, Mataraman, Panaragan dan sedikit bercampur dengan
budaya Jawa Timuran karena daerahnya berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk,
Kediri dan sebelah Timur Kecamatan Jombang adalah Kecamatan Jogoroto. Logat
bicaranya-pun campuran budaya Jawa Tengahan/Mataraman dan budaya “arek”;
contoh: piye se, ora se, gak mulih ta dan sebagainya. Walaupun pola kehidupan
sehari-hari mayoritas sama dengan daerah tersebut diatas tetapi masih terdapat
perbedaan, contoh: jenis keseniannya lebih dekat dengan budaya Jawa Tengahan,
seperti wayang kulit, wayang krucil. Kuda Lumping jenis Sambaya dan kesenian
reog Ponorogo.
Hal lain yang menurut tata bahasa Jawa janggal
tetapi sudah menjadi kebiasaan mereka menggunakan tingkatan bahasa karma;
misalnya: kula badhe siram, kula sampun dhahar, kula mboten pirsa. Sebaliknya
tutur sapa kepada orang lain yang dihormati tata bahasanya di balik; misalnya:
bapak sampun nedha, ibu tilem, mbah kesah, dan sebagainya. Mereka menyadari hal
semacam itu, tetapi masih tetap dilakukannya karena sudah menjadi kebiasaan
hingga turun- temurun sampai sekarang. Sehingga kebiasaan seperti itu disebut
salah kaprah, artinya suatu yang tidak benar tetapi dianggap biasa. (Suyanto.
2002:7).
Secara universal masyarakat Jombang menunjukan
kepribadian dan kehidupan mayoritas sebagai petani padi, sikap dan pola pikir
yang terbuka (blak-blakan). Selain potensi alam yang dimiliki, di Kabupaten
Jombang banyak terlahir tokoh yang mewarnai bumi pertiwi
baik di tingkat lokal, regional, nasional
bahkan diperthitungkan di tingkat internasional. Sehingga sampai sekarang masih
bermunculan potensi sumber daya manusia di berbagai bidang, salah satunya
bidang seni budaya yang mencerminkan budaya campuran, yaitu budaya Jawa
Timuran, Jawa Tengahan, Jawa Pesisir Utara, Jawa Pesisir Selatan, Mataraman,
Panaragan dan etnis Osing.
Menurut Ki Sareh, bahwa masyarakat Jombang
merupakan wadah dan isi kebudayaan. Maksud kata wadah di sini adalah suatu
tempat yang dijadikan penampungan dari berbagai etnis yang datang dan membaur
satu dengan yang lainnya. Sedangkan isi adalah para tokoh serta pelaku seni
budaya yang sadar akan pelestarian dan perkembangan seni budaya daerah.
Sehingga keragaman budaya tersebut sebagai latar belakang seni budaya daerah
yang majemuk menjadi kepribadian budaya masyarakat Jombang yang disebut “Gaya
Jombangan” (Sareh, wawancara 2004). Di sisi yang lain ada pendapat Drs. Nasrul
llah sebagai salah satu budayawan Jombang yang perlu digaris bawahi, karena
relitanya Kabupaten Jombang mempunyai beberapa macam bentuk kesenian rakyat,
seperti: Besutan, Ludruk, Jaran Kepang Dor, Hadrah, Kentrung, Sandur, Wayang
Krucil, Wayang Topeng, Wayang Kulit dan sebagainya; di mana semua itu
mencerminkan kearifan lokal masyarakat Jombang yang memiliki ragam berbeda
dengan etnis Jawa Timuran yang lainnya.
b. Makanan
·
Nasi Kikil
Makanan tersebut dapat
dijumpai di sepanjang Jalan Ds. Mojosongo, Kec.
Diwek (2 km ke selatan dari arah Stasiun Jombang) dan
di Ds. Bandung, Kec. Diwek, Jombang. Makanan ini harganya bisa dijangkau lho ?. . jadi rasakan sensi nasi kikil ini dijamin dech akan ketagihan.
·
Nasi
Pecel
Untuk mendapatkan
makanan khas Jombang, tidaklah sulit. Pemerintah Jombang tengah menggodok dan
memunculkan banyak potensi daerahnya. Salah satu makanan khas Jombang yang
sangat disukai adalah Sego Pecel. Makanan ini disukai oleh berbagai
lapisan masyarakat Jombang. Dan semua masyarakat Jombang sangat menikmati Nasi
Pecel ini sebagai sarapan di pagi hari. Selain harganya murah, Sego Pecel juga
mudah diperoleh di warung-warung, kedai, pasar, dan di restauran. Sego Pecel
khas Jombang yang terkenal adalah Sego Pecel Mbok Rodh. Banyak di antara para
wisatawan selalu menyempatkan diri untuk mencicipi masakan khas Jombang
tersebut. Selain itu ada juga oleh-oleh khas Jombang yang bisa dibawa pulang
seperti Jenang Kelapa Muda, Krupuk Tempe, Sambel Pecel bungkus Instant, Peyek
Bayam, dll.
·
Soto Dokk
Soto ini terkenal di wilayah Jombang. Karena
suara dari soto ini yang sangat unik yaitu setiap meletakkan sesuatu selalu
terdengar suara Dok. Yang bikin orang yang makan di tempat makan soto dok ini
kaget.
Bakso Mama
Bakso ini sangat terkenal di daerah jomban. Karena rasanya yang begitu khas dan harganya yang terjangkau menjadi santapan favorit masyarakat Jombang. Oleh karena itu jika berkunjung k Jombang Mampir ya guys.
c. Ciri
Khas
Jombang
juga dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya sekolah
pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya. Bahkan ada pameo yang
mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir
seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara
pondok pesantren yang terkenal adalahTebuireng, Denanyar, Tambak
Beras, Pesantren Attahdzib (PA), dan Darul Ulum (Rejoso).
Banyak
tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah
mantan Presiden Indonesia yaitu KH Abdurrahman Wahid, pahlawan
nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim, tokoh
intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun
Najib dan seniman Cucuk Espe.
Konon,
kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa
Jawa yaitu ijo (Indonesia: hijau) dan abang (Indonesia:
merah). Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan
(nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan dan harmonis
di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang
daerah Kabupaten Jombang
S128Cash telah menjadi salah satu Bandar Betting Online Terbaik dan Terpercaya 2019 untuk para Pecinta Judi Online karena disini Anda tidak perlu khawaitr, seberapa pun besar kemenangan Anda, pasti akan tetap dibayar kami.
BalasHapusSemua bank local Indonesia tersedia disini (TIDAK ADA JAM OFFLINE) jadi artinya Anda bisa melakukan deposit atau withdraw 24 Jam NONSTOP !!
Hanya dengan modal Rp 25.000,- Anda sudah bisa bermain semua permainan yang tersedia, yaitu :
- Sportsbook
- Live Casino
- Sabung Ayam Online
- IDN Poker
- Slot Games Online
- Tembak Ikan Online
- Klik4D
S128Cash juga menyediakan berbagai PROMO BONUS, seperti :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS FREEBET 200rB
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Informasi lebih lanjut bisa hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Judi Bola 88